Tuan Sorba ni Banua Raja yang perkasa di Toba Balige
menginginkan agar anak – anaknya kelak menjadi panglima perang yang termasyur.
Untuk mewujudkan cita –citanya itu maka Tuan Sorba ni Banua mengajarkan anak –
anaknya berbagai ilmu pencak silat dan melatih lempar Tombak.
Setelah anak – anakanya memiliki ilmu pencak silat dan
matang melempar tombak maka Tuan Sorba ni Banua menyuruh anaknya mengadakan
pertandingan perang menombak (marpantom-pantom) antara anak Boru Pasarubu
melawan Anak Boru Basopaet. Supaya jangan timbul kecelakaan disuruhnya tombak
(hujur ) mereka dibuat dari Pinpin ( sanggar).
Dalam pertandingan perang menombak ( marpantom –
pantom ) ini nampak keunggulan anak dari Basopaet (Toga Sumba, Toga Sobu, Toga
Pospos ) yang selalu mengalahkan anak Boru Pasaribu. Anak dari Boru Pasaribu (
Sibagot ni Pohan, Sippaettua, Silahisabungan, Siraja Oloan dan Siraja Hotalima)
mereka kaget melihat ketangkasan lawannya menangkap tombak ( hujur ) yang
mereka lemparkan.
Pada suatu ketika Siraja Hutalima berniat jahat untuk
membunuh lawannya itu. Dibuatnya tombak (hujur ) dari Pinpin ( sanggar ) tetapi
diujungnya ditancapkan lidi ijuk ( Tarugi ) yang berisi racun. Ketika terjadi
pertandingan menombak yang seru, Siraja Hutalima melempar tombak ( hujur ) yang
berisi racun itu kepada Toga Sobu, tetapi dengan mudah ditangkapnya.
Memperhatikan tombak yang ditangkapnya agak berat lalu lalu diperiksanya.
Kemudian Toga Sobu berkata “ Na martahi pamate hami do ho hape“ (bermaksud
membunuh kami kau rupanya) katanya sambil melempar tombak itu kembali kepada
Siraja Hutalima, dan kena pada matanya. Siraja Hutalima mencerit karena matanya
berdarah. Sibagot ni Pohan menghunus pedang mau membunuh Toga Sobu, Karena
disangkanya Toga Sogu yang berbuat jahat. Untung Silahisabungan cepat melerai
dan bertanya kepada Siraja Hutalima “ Hujur ni ise do on, (Tobak Siapa
nih) katanya sambil menarik tombak itu dari mata Siraja Hutalima. Siraja
Hutalima menjawab: “ hujurhu do I hahang, “ (tombaknya si abang) katnya sambil
menjerit. Kemudian silahisabungan mengatakan bahwa Toga Sobu tidak bersalah,
karena yang terjadi adalah senjata makan tuan. Sekarang kita bawa Siraja
Hutalima kekampung supaya cepat diobati. Sejak itu Siraja Hutalimas sakit –
sakitan dan akhirnya meninggal dunia.
Akhibat kematian Siraja Hutalima, Toga Sumba, Toga
Sobu dan Toga Pospos merasa takut tinggal bersama anak dari Boru Pasaribu.
Akhirnya mereka bersama Boru Basopaet pindah kedaerah Humbang dan Silindu.
Dalam berita ini nampak kebijakan Silahisabungan yang masih muda belia
menghindarkan pertumpahan darah.
Yang jahat pasti akan balik ke yang jahat. Oleh karena itu jangan lah licik. Jadi senjata makan tuan..
BalasHapus