Menurut buku Tarombo Siraja Batak , Raja Silahisabungan
adalah generasi ke -5 dari Siraja Batak . Silsilahnya adalah sbb:
1. Guru Tateabulan dan
2. Raja Isobaon .
1.Guru Tateabulan , mepunyai 5 (lima )orang anak laki-laki ,
yaitu :
1.1. Siraja Biak – biak .
1.2. Sariburaja
1.3. Limbongmulana.
1.4. Sagalaraja.
1.5. Silauraja.
2. Raja isobaon, menpunyai 3 ( tiga ) orang anak laki –laki ,
yaitu:
2.1. Tuan sorimangaraja
2.2. Siraja asi –asi
2.3. Songkar samaridang
Tuan sorimangaraja , mempunyai 3 ( tiga ) anak laki – laki
yaitu :
1. Tuan Sorba ni Julu atau nai ambaton , mempunyai kerajaan
di pangururan Samosir.
2. Tuan Sorba ni Banua atau nai Suanon, mempunyai kerajaan
di balige Toba.
3. Tuan Sorba ni Jae atau nai Rasaon , mempunyai kerajaan di
Sibisa puluan .
Tuan Sorba ni Banua , seorang raja yang perkasa di Balige
mempunyi 2 (dua ) orang istri ,yaitu Anting
malela boru Pasaribu dan boru Basopait . dari boru Pasaribu
lahir anaknya 5 (lima ) orang anak laki –laki ,
yaitu :
1. Raja Sibagot ni Pohan ,mempunyai kerajaan di balige.
2. Raja Sipaittuah, mempunyai kerajaan di Laguboti.
3. Raja Silahisabungan , mempunyai kerajaan di Silalahi.
4. Siraja Oloan mempunyai kerajaan di Bakara.
5. Siraja hutalima tidak mempunyai keturunan .
Dari Borupasopait lahir anaknya 3 (tiga ) orang laki – laki
yaitu :
1. Toga Sumba menpunyai kerajaan di Humbang.
2. Toga Sobu, mempunyai kerajaan di Silindung .
3. Toga Pospos, mempunyai kerajaan di Silindung
RAJA SILAHISABUNGAN , diperhitungkan lahir tahun 1300
diLumban Gorat Balige dan meninggal tahun 1450 di Silalahi Nabolak.Raja
Silahisabungan terkenal seorang “ Datu Bolon “dan termansyur.
Banyak bertita –berita yang menakjubkan tentang Raja
Silahisabungan dan keturunannya yang
tertulis dalam buku Tarombo Siraja Batak maupun ceritanya
yang terdapat pada keturunan Tuan Sorbani
Banua maupun marga – marga lain ,merupakan bunga rampe
sejarah Raja Silahisabungan.
Perkawinan Silahisabungan dengan Pinggan Matio
Setelah Raja Parultop tiba di Balla, ia disambut istrinya
dan anak – anaknya, dengan rasa gembira. Mereka tercengang melihat ikan batak
yang begitu banyak , lalu bertanya : “ dari mana ihan batak yang banyak ini ?
biasanya bapak membawa daging rusa atau burung sekarang jadi lain, “ kata
istrinya. Raja Parultop menerangkan pertemuannya dengan Silahisabungan dan
menjelaskan perjanjian mereka tentang rencana perkawinan puterinya dengan
Silahisabungan.
Keluarga Raja Parultop merasa gembira mendengar berita itu,
lalu mempersiapkan peralatan untuk perkawinan puterinya . setelah tiba hari
yang ditentukan berangkatlah Raja Parultop bersama rombongannya ke Silalahi dan
setelah tiba diatas bukit Laksabunga, Raja Parultop menyalakan api tanda bahwa
mereka sudah datang. Melihat asap api itu, Silahisabungan pun menyalakan api
tanda bahwa ia telah siap menyambut kedatangan rombongan Raja Parultop.
Silahisabungan menyambut rombongan Raja Parultop ditepi
sungai yang agak dalam airnya. Raja Parultop bertanya dalam hati, mengapa
Silahisabungan menyambut kami disungai yang agak dalam airnya ini ? kemudian
Silahisabungan berkata : “ Tulang suru hamu ma borumuna I sada – sada rot u
bariba on, asa hupillit na gabe par sinondukhu. “ ( paman, suruhlah putrinya
menyeberangi satu – persatu supaya kupilih yang menjadi istriku ). Baru Raja
Parultop mengerti mengapa Silahisabungan menyambut mereka ditepi sungai itu,
lalu menyuruh puterinya satu – persatu menyeberangi sungai itu, dengan
menjunjung bakul berisi
tipa – tipa. Dari mulai puteri pertama sampai putrid ke
enam, rupanya cantik rupawan, rambutnya bagaikan mayang terurai tetapi satupun
tidak mengenai dihati Silahisabungan. Baru putri ketujuh yang rupanya agak
jelek dan mata agak kero, Silahisabungan melompat menyambut putrid Raja
Parultop dan berkata : “ inilah
pilihanku paman, menjadi istriku, mudah – mudahan paman
merestui dan Mulajadi Nabolon memberkati semoga kami menjadi rumah tangga yang
bahagia dan mempunyai keturunan yang banyak, “ katanya.
Sebelum diberkati, Raja Parultop masih menanya
Silahisabungan lalu berkata : “ Mengapa kau pilih putrid bungsu ini ?
perawakannya agak pendek dan rupanya pun jelek, padahal kakaknya semua cantik
parasnya “. Kemudian Silahisabungan menjawab : “ paman, memang kakak yang enam
orang itu semuanya cantik rupanya, tetapi tidak merasa malu tadi menarik
sarungnya keatas lututnya sewaktu menyeberangi sungai ini, “ katanya dengan
halus. Sebenarnya gadis yang enam orang itu dilihat Silahisabungan dapat
berjalan diatas air karena mereka adalah manusia jadi – jadian ( jolma so begu
) yang dibuat Raja Parultop untuk menguji kedukunan Silahisabungan. Tetapi hal
itu tidak dinyatakannya supaya jangan mempermalukan mertuanya. Sejak itulah
sungai itu bernama “ Binangsa so maila “.
Raja Parultop dan istrinya merestui dan memberkati anak
menantunya, lalu berkata : “ Goarmu ma borungku pinggan matio boru
Padangbatanghari, anggiat ma tio parnidaan dohot pansarianmu tu jolo ni ari.
Asa boru parsonduk bolon ma ho sipanggompar sipanggabe, partintin na rumiris
parsanggul na lumobi, paranak so pola didion, parboru so pola usaon. Panggalang
panamu, sipatuat na bosur, sipanangkok na male. Ho pe hela na borju,goarmu
silahisabungan, sabungan ni hata sabungan ni habisuhon dohot sabungan ni
hadutoan. Nunga dipatuduhon ho habisuhon do hot hadatuonmu na mamillit
parsinondukmon, partapian
simenak enak maho perhatian so ra monggal parninggala sibola
tali. Asa saut ma ho gabe raja bolon jala na tarbarita, pasu-pasuon ni mulajadi
Nabolon,”katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar