Kamis, 27 September 2012

Sejarah awal perjalanan Opung Raja Silahisabungan ke Dairi, Pakpak



Menurut buku Tarombo Siraja Batak , Raja Silahisabungan adalah generasi ke -5 dari Siraja Batak . Silsilahnya adalah sbb:

1. Guru Tateabulan dan 
2. Raja Isobaon .

1.Guru Tateabulan , mepunyai 5 (lima )orang anak laki-laki , yaitu :
1.1. Siraja Biak – biak .
1.2. Sariburaja
1.3. Limbongmulana.
1.4. Sagalaraja.
1.5. Silauraja.

2. Raja isobaon, menpunyai 3 ( tiga ) orang anak laki –laki , yaitu:
2.1. Tuan sorimangaraja
2.2. Siraja asi –asi
2.3. Songkar samaridang

Tuan sorimangaraja , mempunyai 3 ( tiga ) anak laki – laki yaitu :
1. Tuan Sorba ni Julu atau nai ambaton , mempunyai kerajaan di pangururan Samosir.
2. Tuan Sorba ni Banua atau nai Suanon, mempunyai kerajaan di balige Toba.
3. Tuan Sorba ni Jae atau nai Rasaon , mempunyai kerajaan di Sibisa puluan .  

Tuan Sorba ni Banua , seorang raja yang perkasa di Balige mempunyi 2 (dua ) orang istri ,yaitu Anting
malela boru Pasaribu dan boru Basopait . dari boru Pasaribu lahir anaknya 5 (lima ) orang anak laki –laki ,
yaitu :

1. Raja Sibagot ni Pohan ,mempunyai kerajaan di balige.
2. Raja Sipaittuah, mempunyai kerajaan di Laguboti.
3. Raja Silahisabungan , mempunyai kerajaan di Silalahi.
4. Siraja Oloan mempunyai kerajaan di Bakara.
5. Siraja hutalima tidak mempunyai keturunan .

Dari Borupasopait lahir anaknya 3 (tiga ) orang laki – laki yaitu :
1. Toga Sumba menpunyai kerajaan di Humbang.
2. Toga Sobu, mempunyai kerajaan di Silindung .
3. Toga Pospos, mempunyai kerajaan di Silindung

RAJA SILAHISABUNGAN , diperhitungkan lahir tahun 1300 diLumban Gorat Balige dan meninggal tahun 1450 di Silalahi Nabolak.Raja Silahisabungan terkenal seorang “ Datu Bolon “dan termansyur.
Banyak bertita –berita yang menakjubkan tentang Raja Silahisabungan dan keturunannya yang
tertulis dalam buku Tarombo Siraja Batak maupun ceritanya yang terdapat pada keturunan Tuan Sorbani
Banua maupun marga – marga lain ,merupakan bunga rampe sejarah Raja Silahisabungan.

Perkawinan Silahisabungan dengan Pinggan Matio

Setelah Raja Parultop tiba di Balla, ia disambut istrinya dan anak – anaknya, dengan rasa gembira. Mereka tercengang melihat ikan batak yang begitu banyak , lalu bertanya : “ dari mana ihan batak yang banyak ini ? biasanya bapak membawa daging rusa atau burung sekarang jadi lain, “ kata istrinya. Raja Parultop menerangkan pertemuannya dengan Silahisabungan dan menjelaskan perjanjian mereka tentang rencana perkawinan puterinya dengan Silahisabungan.

Keluarga Raja Parultop merasa gembira mendengar berita itu, lalu mempersiapkan peralatan untuk perkawinan puterinya . setelah tiba hari yang ditentukan berangkatlah Raja Parultop bersama rombongannya ke Silalahi dan setelah tiba diatas bukit Laksabunga, Raja Parultop menyalakan api tanda bahwa mereka sudah datang. Melihat asap api itu, Silahisabungan pun menyalakan api tanda bahwa ia telah siap menyambut kedatangan rombongan Raja Parultop.

Silahisabungan menyambut rombongan Raja Parultop ditepi sungai yang agak dalam airnya. Raja Parultop bertanya dalam hati, mengapa Silahisabungan menyambut kami disungai yang agak dalam airnya ini ? kemudian Silahisabungan berkata : “ Tulang suru hamu ma borumuna I sada – sada rot u bariba on, asa hupillit na gabe par sinondukhu. “ ( paman, suruhlah putrinya menyeberangi satu – persatu supaya kupilih yang menjadi istriku ). Baru Raja Parultop mengerti mengapa Silahisabungan menyambut mereka ditepi sungai itu, lalu menyuruh puterinya satu – persatu menyeberangi sungai itu, dengan menjunjung bakul berisi
tipa – tipa. Dari mulai puteri pertama sampai putrid ke enam, rupanya cantik rupawan, rambutnya bagaikan mayang terurai tetapi satupun tidak mengenai dihati Silahisabungan. Baru putri ketujuh yang rupanya agak jelek dan mata agak kero, Silahisabungan melompat menyambut putrid Raja Parultop dan berkata : “ inilah
pilihanku paman, menjadi istriku, mudah – mudahan paman merestui dan Mulajadi Nabolon memberkati semoga kami menjadi rumah tangga yang bahagia dan mempunyai keturunan yang banyak, “ katanya.

Sebelum diberkati, Raja Parultop masih menanya Silahisabungan lalu berkata : “ Mengapa kau pilih putrid bungsu ini ? perawakannya agak pendek dan rupanya pun jelek, padahal kakaknya semua cantik parasnya “. Kemudian Silahisabungan menjawab : “ paman, memang kakak yang enam orang itu semuanya cantik rupanya, tetapi tidak merasa malu tadi menarik sarungnya keatas lututnya sewaktu menyeberangi sungai ini, “ katanya dengan halus. Sebenarnya gadis yang enam orang itu dilihat Silahisabungan dapat berjalan diatas air karena mereka adalah manusia jadi – jadian ( jolma so begu ) yang dibuat Raja Parultop untuk menguji kedukunan Silahisabungan. Tetapi hal itu tidak dinyatakannya supaya jangan mempermalukan mertuanya. Sejak itulah sungai itu bernama “ Binangsa so maila “.

Raja Parultop dan istrinya merestui dan memberkati anak menantunya, lalu berkata : “ Goarmu ma borungku pinggan matio boru Padangbatanghari, anggiat ma tio parnidaan dohot pansarianmu tu jolo ni ari. Asa boru parsonduk bolon ma ho sipanggompar sipanggabe, partintin na rumiris parsanggul na lumobi, paranak so pola didion, parboru so pola usaon. Panggalang panamu, sipatuat na bosur, sipanangkok na male. Ho pe hela na borju,goarmu silahisabungan, sabungan ni hata sabungan ni habisuhon dohot sabungan ni hadutoan. Nunga dipatuduhon ho habisuhon do hot hadatuonmu na mamillit parsinondukmon, partapian
simenak enak maho perhatian so ra monggal parninggala sibola tali. Asa saut ma ho gabe raja bolon jala na tarbarita, pasu-pasuon ni mulajadi Nabolon,”katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar